408422418555
PRINSIP DALAM AKUNTANSI SYARIAH
Di dalam system akuntansi syariah terdapat tiga nilai sebagai prinsip dasar yang universal dalam menjalankan akuntansi syariah. Ketiga prinsip tersebut adalah pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran. Prinsip-prinsip ini selalu melekat dalam system akuntansi syariah. Berikut adalah uraian ketiga prinsi umum menurut surat Al-Baqarah : 282.
1. Prinsip Pertanggungjawaban
Bagi kaum muslim, persoalan amanah meruakan hasil transaksi manusia dengan sang Khaliq mulai dari alam kandungan. Dan konsep amanah tersebut sangat erat kaitannya dengan pertanggungjawaban. Sebenarnya kedua konsep tersebut merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Secara umum kita mengetahui bahwa kita hidu di muka bumi ini diutus sebagai khalifah yang mengemban amanah dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT di akhirat nanti. Manusia diberi amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi kekhalifahannya. Dan sekarang tugas kita adalah mejalankan inti dari kekhalifahan yaitu menunaikan amanah.
Telah banyak doktrin dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan amanah dan mempertanggungjawabkannya. Sebagai contoh operasional amanah dalam akuntansi syariah, manusia harus memiliki imlikasi dalam bisnis dan akuntansi. Maksudnya adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis, harus selalu melakukan pertanggungjawaban atas apa yang telah diamanatkan dan dierbuat kepada pihak-pihak terkait. Dan wujud pertanggungjawabannya adalah dengan membuat laporan akuntansi. Misalnya, kita sebagai manajer atau pemegang administrasi di perusahaan, harus melakuka pengauditan atau membuat laporan keuangan perusahaan agar tidak dicurigai mengambil sebagian keuangan perusahaan, kita harus bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan dalam laporan keuangan tersebut.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam transaksi terdapat juga dalam surat Al-Baqarah ayat 282. prinsip-prinsip dalam keadilan merupakan nilai yang secara berkelanjutan atau tetap melekat dalam kehidupan manusia. Prinsip keadilan ini juga merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehiduan social dan bisnis. Hal ini berarti manusia pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil.
Dalam surat Al-Baqarah menegaskan kata adil secara sederhana yang berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan perusahaan dicatat dengan benar. Contoh sederhana yaitu bila nilai transaksi adalah sebesar Rp. 100 juta, maka didalam laporan keuangan perusahaan harus mencatatnya degan jumlah yang sama. Dengan begitu tidak ada praktik korupsi dalam menjalani usaha apapun.
Kesimpulannya, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua pengertian, yaitu pertama adalah kejujuran yang merupakan praktik moral dan merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran, maka informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Dan pengertia kedua adalah bersifat lebih fundamental. Pengerian ini sebagai pendorong melakukan uaya-uaya menuju pada pembangunan akuntansi yang lebih baik.
3. Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran tidak bisa dipisahkan dengan prinsip keadilan. Contohnya, dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Kegiatan tersebut akan dapat dilakukan dengan baik apabila diselingi dengan nilai kebenaran, dan kebenaran akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi. Seringkali manusia menyimpa kebenaran lalu menggantinya dengan kepalsuan, itulah yang menjadi masalah prinsip kebenaran ini terkadang tidak dijalankan.
Sering kali manusia mencampur adukkan kebenaran dengan kebathilan, padahal didalam Al-Qur’an hal itu tidak dierbolehkan. Namun siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Mungkin unuk mendapatkan jawabannya masih terkendala. Namun selayaknya kita sebagai muslim tidak perlu risau dengan hal itu. Karena Al-Qur’an telah menegaskan bahwa ukuran, alat untuk menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu. Karena apabila kita dilandasi nafsu, maka kita akan selalu merasa benar, namun sesungguhnya kebenaran itu sangat jauh dari kita. Sangat tragis!.
1. Prinsip Pertanggungjawaban
Bagi kaum muslim, persoalan amanah meruakan hasil transaksi manusia dengan sang Khaliq mulai dari alam kandungan. Dan konsep amanah tersebut sangat erat kaitannya dengan pertanggungjawaban. Sebenarnya kedua konsep tersebut merupakan konsep yang tidak asing lagi dikalangan masyarakat. Secara umum kita mengetahui bahwa kita hidu di muka bumi ini diutus sebagai khalifah yang mengemban amanah dan harus dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT di akhirat nanti. Manusia diberi amanah oleh Allah untuk menjalankan fungsi-fungsi kekhalifahannya. Dan sekarang tugas kita adalah mejalankan inti dari kekhalifahan yaitu menunaikan amanah.
Telah banyak doktrin dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang menjelaskan tentang bagaimana seharusnya manusia menjalankan amanah dan mempertanggungjawabkannya. Sebagai contoh operasional amanah dalam akuntansi syariah, manusia harus memiliki imlikasi dalam bisnis dan akuntansi. Maksudnya adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis, harus selalu melakukan pertanggungjawaban atas apa yang telah diamanatkan dan dierbuat kepada pihak-pihak terkait. Dan wujud pertanggungjawabannya adalah dengan membuat laporan akuntansi. Misalnya, kita sebagai manajer atau pemegang administrasi di perusahaan, harus melakuka pengauditan atau membuat laporan keuangan perusahaan agar tidak dicurigai mengambil sebagian keuangan perusahaan, kita harus bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan dalam laporan keuangan tersebut.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan dalam transaksi terdapat juga dalam surat Al-Baqarah ayat 282. prinsip-prinsip dalam keadilan merupakan nilai yang secara berkelanjutan atau tetap melekat dalam kehidupan manusia. Prinsip keadilan ini juga merupakan nilai yang sangat penting dalam etika kehiduan social dan bisnis. Hal ini berarti manusia pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil.
Dalam surat Al-Baqarah menegaskan kata adil secara sederhana yang berarti bahwa setiap transaksi yang dilakukan perusahaan dicatat dengan benar. Contoh sederhana yaitu bila nilai transaksi adalah sebesar Rp. 100 juta, maka didalam laporan keuangan perusahaan harus mencatatnya degan jumlah yang sama. Dengan begitu tidak ada praktik korupsi dalam menjalani usaha apapun.
Kesimpulannya, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi mengandung dua pengertian, yaitu pertama adalah kejujuran yang merupakan praktik moral dan merupakan faktor yang sangat dominan. Tanpa kejujuran, maka informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan sangat merugikan masyarakat. Dan pengertia kedua adalah bersifat lebih fundamental. Pengerian ini sebagai pendorong melakukan uaya-uaya menuju pada pembangunan akuntansi yang lebih baik.
3. Prinsip Kebenaran
Prinsip kebenaran tidak bisa dipisahkan dengan prinsip keadilan. Contohnya, dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Kegiatan tersebut akan dapat dilakukan dengan baik apabila diselingi dengan nilai kebenaran, dan kebenaran akan dapat menciptakan keadilan dalam mengakui, mengukur dan melaporkan transaksi-transaksi ekonomi. Seringkali manusia menyimpa kebenaran lalu menggantinya dengan kepalsuan, itulah yang menjadi masalah prinsip kebenaran ini terkadang tidak dijalankan.
Sering kali manusia mencampur adukkan kebenaran dengan kebathilan, padahal didalam Al-Qur’an hal itu tidak dierbolehkan. Namun siapakah yang berhak menentukan kebenaran? Mungkin unuk mendapatkan jawabannya masih terkendala. Namun selayaknya kita sebagai muslim tidak perlu risau dengan hal itu. Karena Al-Qur’an telah menegaskan bahwa ukuran, alat untuk menetapkan kebenaran tidaklah berdasarkan nafsu. Karena apabila kita dilandasi nafsu, maka kita akan selalu merasa benar, namun sesungguhnya kebenaran itu sangat jauh dari kita. Sangat tragis!.